Iklan 970x90

Kesalahan Umum dalam Finishing Interior yang Sering Terjadi di Lapangan

M. Angga
Kamis, Desember 18, 2025 WIB Last Updated 2025-12-19T06:35:51Z

 

Tahap finishing interior sering dianggap sebagai proses akhir yang bersifat estetis. Namun di lapangan, justru pada tahap inilah banyak kesalahan terjadi dan berdampak langsung pada kenyamanan serta fungsi ruang. Kesalahan finishing interior kerap baru disadari setelah bangunan digunakan, ketika perbaikan menjadi lebih sulit dan memerlukan biaya tambahan.

Pada proyek rumah tinggal maupun bangunan usaha, finishing interior mencakup berbagai pekerjaan detail, mulai dari lantai, dinding, plafon, hingga elemen interior lainnya. Ketika tahap ini tidak direncanakan dan diawasi dengan baik, kualitas hasil akhir bangunan berisiko menurun.

Fenomena tersebut masih sering ditemui pada proyek pembangunan dan renovasi di berbagai daerah, termasuk di Jawa Tengah. Finishing interior kerap dikejar waktu agar bangunan segera terlihat “selesai”, tanpa mempertimbangkan kualitas jangka panjang.

Menurut praktisi desain dan konstruksi dari Casanova Jaya Design, salah satu kesalahan paling umum dalam finishing interior adalah kurangnya perencanaan detail sejak awal.

“Finishing interior sering diputuskan di akhir proyek. Padahal, banyak keputusan penting seharusnya sudah ditetapkan sejak tahap desain,” ujar Singgih, perwakilan dari Casanova Jaya Design.

Ia menjelaskan bahwa kesalahan dalam finishing interior tidak selalu terlihat secara langsung. Beberapa masalah baru muncul setelah ruang digunakan secara aktif, seperti lantai yang cepat rusak, plafon tidak rapi, atau dinding mudah kotor dan sulit dirawat.

Di lapangan, Singgih menyebutkan bahwa pemilihan material yang tidak sesuai fungsi ruang menjadi kesalahan yang cukup sering terjadi. Material yang cocok untuk area kering, misalnya, digunakan pada area yang lembap sehingga cepat mengalami penurunan kualitas.

“Material interior itu harus disesuaikan dengan kondisi ruang. Kalau salah pilih, masalahnya akan muncul belakangan,” lanjutnya.

Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah ketidaksesuaian antara desain dan pelaksanaan. Detail yang direncanakan pada gambar sering kali berubah di lapangan karena keterbatasan waktu atau koordinasi yang kurang baik. Perubahan ini tidak selalu dievaluasi dampaknya terhadap fungsi dan kenyamanan ruang.

Menurut Casanova Jaya Design, finishing interior juga sering bermasalah akibat kurangnya koordinasi antar pekerjaan. Pekerjaan lantai, dinding, dan plafon yang tidak tersinkronisasi dapat menghasilkan detail sambungan yang kurang rapi dan mengganggu tampilan ruang.

“Finishing itu soal detail. Kalau satu tahapan tidak sinkron, hasil akhirnya akan terlihat kurang maksimal,” kata Singgih.

Selain itu, kesalahan dalam urutan pekerjaan juga menjadi masalah umum. Pekerjaan yang seharusnya dilakukan lebih awal justru dikerjakan belakangan, sehingga berisiko merusak hasil finishing yang sudah terpasang.

Di Jawa Tengah, meningkatnya tren renovasi interior rumah tinggal turut memperlihatkan bahwa banyak kesalahan finishing terjadi karena kurangnya evaluasi kondisi bangunan eksisting. Renovasi interior tanpa memahami kondisi awal bangunan berpotensi menimbulkan masalah baru.

Masalah pencahayaan juga sering menjadi bagian dari kesalahan finishing interior. Penempatan lampu dan pemilihan warna interior yang tidak selaras dapat membuat ruang terasa gelap atau tidak nyaman, meskipun secara ukuran sudah memadai.

Menurut Singgih, kenyamanan interior sangat bergantung pada keterpaduan antara desain, material, dan pelaksanaan. Finishing interior yang baik tidak hanya terlihat rapi, tetapi juga mendukung aktivitas pengguna ruang.

“Interior yang nyaman itu bukan hanya bagus dilihat, tapi juga enak digunakan,” ujarnya.

Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah mengabaikan aspek perawatan. Finishing interior yang sulit dirawat akan menimbulkan masalah jangka panjang, terutama pada bangunan usaha yang memiliki intensitas penggunaan tinggi.

Dalam beberapa proyek, finishing interior yang kurang tepat justru menurunkan nilai bangunan. Ruang terlihat cepat usang meski usia bangunan masih relatif baru.

Sebagai konsultan yang menangani berbagai proyek pembangunan dan renovasi, Casanova Jaya Design menilai bahwa kesalahan finishing interior umumnya dapat dicegah dengan perencanaan dan pengawasan yang lebih baik.

“Banyak masalah finishing sebenarnya bisa dihindari jika detailnya sudah dipikirkan sejak awal,” ujar Singgih.

Ia menambahkan bahwa finishing interior seharusnya menjadi bagian dari perencanaan menyeluruh, bukan sekadar tahap akhir yang dikerjakan seadanya. Dengan pendekatan tersebut, kualitas dan kenyamanan ruang dapat lebih terjaga.

Informasi mengenai pendekatan perencanaan dan penyelesaian proyek bangunan dapat diakses melalui Casanova Jaya Design, yang memuat berbagai referensi terkait proses pembangunan dan penyempurnaan interior bangunan.

Ke depan, perhatian terhadap kualitas finishing interior diperkirakan akan semakin meningkat. Pemilik bangunan mulai menyadari bahwa detail interior sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kepuasan penggunaan ruang.

Singgih menegaskan bahwa finishing interior yang baik merupakan hasil dari perencanaan, koordinasi, dan pelaksanaan yang konsisten.

“Kalau finishing interior dikerjakan dengan benar, ruang akan terasa nyaman dan berfungsi lebih optimal,” katanya.

Dalam proses penyelesaian bangunan, pemanfaatan layanan finishing interior dan eksterior dinilai dapat membantu meminimalkan kesalahan di lapangan dan memastikan kualitas interior sesuai dengan kebutuhan serta fungsi bangunan.

Komentar

Tampilkan

  • Kesalahan Umum dalam Finishing Interior yang Sering Terjadi di Lapangan
  • 0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terkini

Iklan